Sebagai seorang pria, tentunya ingin tampil rapi. Setiap hari ketika bangun pagi, dan bercermin pasti melihat wajah tidak bersih lagi.
Jenggot dan Kumis sudah mulai memanjang waulupun itu hanya beberapa milimeter saja, tetapi rasanya tidak pede kalo tidak membersihkannya.
Hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah kalo kita mencukur sendiri di rumah. Pisau cukur yang kita pakai adalah milik sendiri dan tidak ada yang memakainya.
Tapi bagaimana masalahnya kalo kita mencukur pada Tukang Cukur, banyak orang sudah mencukur di tempat tersebut?
Saat bercukur, besar kemungkinan kulit kita akan terluka. Mungkin lukanya agak besar, sehingga darah yang keluar dapat terlihat, atau kecil saja, sehingga tidak tampak bahkan tidak terasa. Dari luka tersebut, baik besar maupun kecil, akan menempel darah pada pisau cukur. Jika yang bercukur adalah penderita penyakit tertentu, misalnya hepatitis, tentunya darah tersebut mengandung virus hepatitis.
Pisau cukur yang sudah ada kumannya itu, seyogyanya tidak digunakan oleh orang lain. Jika tidak, kuman akan berpindah ke orang tersebut. Karena, luka, baik yang terlihat maupun yang tak nampak, merupakan gerbang keluarnya kuman sekaligus gerbang masuknya bibit penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui pisau cukur antara lain adalah hepatitis B, hepatitis C, dan ada yang mengatakan HIV/AIDS juga.
Kemampuan kuman untuk ditularkan melalui pisau cukur berkaitan erat dengan seberapa besar kesanggupannya hidup di luar tubuh pada suhu ruang. Virus hepatitis B dapat bertahan hidup setidaknya 7 hari di luar tubuh. Demikian pula dengan virus hepatitis C. Virus ini dapat bertahan sampai 16 jam. Ada yang mengatakan sampai 4 hari. Oleh karena itulah, kedua penyakit ini seringkali ditularkan melalui penggunaan pisau cukur bergantian.
Lain halnya dengan HIV. Virus ini sangat mudah mati jika berada di luar tubuh. HIV hanya mampu bertahan beberapa menit atau jam, itu pun sangat tergantung dengan situasi lingkungan. Oleh karena itu, beberapa peneliti menganggap HIV tidak bisa ditularkan melalui pisau cukur. Sementara, beberapa lainnya mengatakan penularan dapat saja terjadi. Walaupun masih terjadi pertentangan di kalangan para ahli mengenai hal ini, lebih baik kita hindari menggunakan pisau cukur bergantian. Terutama, dengan orang yang berisiko tinggi mengidap HIV.
Untuk mencegah tertular penyakit dari pisau cukur, beberapa perencanaan berikut sebaiknya diperhatikan:
Jenggot dan Kumis sudah mulai memanjang waulupun itu hanya beberapa milimeter saja, tetapi rasanya tidak pede kalo tidak membersihkannya.
Hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah kalo kita mencukur sendiri di rumah. Pisau cukur yang kita pakai adalah milik sendiri dan tidak ada yang memakainya.
Tapi bagaimana masalahnya kalo kita mencukur pada Tukang Cukur, banyak orang sudah mencukur di tempat tersebut?
Saat bercukur, besar kemungkinan kulit kita akan terluka. Mungkin lukanya agak besar, sehingga darah yang keluar dapat terlihat, atau kecil saja, sehingga tidak tampak bahkan tidak terasa. Dari luka tersebut, baik besar maupun kecil, akan menempel darah pada pisau cukur. Jika yang bercukur adalah penderita penyakit tertentu, misalnya hepatitis, tentunya darah tersebut mengandung virus hepatitis.
Pisau cukur yang sudah ada kumannya itu, seyogyanya tidak digunakan oleh orang lain. Jika tidak, kuman akan berpindah ke orang tersebut. Karena, luka, baik yang terlihat maupun yang tak nampak, merupakan gerbang keluarnya kuman sekaligus gerbang masuknya bibit penyakit.
Beberapa penyakit yang dapat ditularkan melalui pisau cukur antara lain adalah hepatitis B, hepatitis C, dan ada yang mengatakan HIV/AIDS juga.
Kemampuan kuman untuk ditularkan melalui pisau cukur berkaitan erat dengan seberapa besar kesanggupannya hidup di luar tubuh pada suhu ruang. Virus hepatitis B dapat bertahan hidup setidaknya 7 hari di luar tubuh. Demikian pula dengan virus hepatitis C. Virus ini dapat bertahan sampai 16 jam. Ada yang mengatakan sampai 4 hari. Oleh karena itulah, kedua penyakit ini seringkali ditularkan melalui penggunaan pisau cukur bergantian.
Lain halnya dengan HIV. Virus ini sangat mudah mati jika berada di luar tubuh. HIV hanya mampu bertahan beberapa menit atau jam, itu pun sangat tergantung dengan situasi lingkungan. Oleh karena itu, beberapa peneliti menganggap HIV tidak bisa ditularkan melalui pisau cukur. Sementara, beberapa lainnya mengatakan penularan dapat saja terjadi. Walaupun masih terjadi pertentangan di kalangan para ahli mengenai hal ini, lebih baik kita hindari menggunakan pisau cukur bergantian. Terutama, dengan orang yang berisiko tinggi mengidap HIV.
Untuk mencegah tertular penyakit dari pisau cukur, beberapa perencanaan berikut sebaiknya diperhatikan:
- Hindari penggunaan pisau cukur secara bersama-sama.
- Jika harus ke tukang cukur, usahakan minta tukang cukur tersebut menggunakan pisau silet yang baru. Anda juga dapat membawa pisau silet sendiri dari rumah.
- Jika anda menderita salah satu penyakit di atas, berusahalah untuk tidak menularkannya, yaitu dengan minyimpan pisau cukur anda di tempat tersembunyi, atau membawa pisau silet saat memangkas rambut di tukang cukur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar